Saturday 31 October 2009

Berserah Asa



Bukankah malam harusnya memulangkan burung-burung pada sarang
namun hati masih mengembara antara sela dedaunan dalam petang
Bilakah dusta? Ketenangan yang membisik dalam hasrat tak terucap
diamku adalah langit tanpa purnama; awan-awan yang menggelap.

Sudut ruang yang kuhias remang kegundahan
Engkau tak datang meski umurku penuh rayuan
luapkan ragu yang mengusik rangkakkan do'a
mengudara bagai nyawa tak berharga

Tetapi detak masih setia menjunjung titah
ketika kutanya, jawabmu "itulah hadiah"
membakar kembali kedua langkah yang hampir patah
tak bertulang jiwa ini, tak dia mengenal lelah

Kubelah sungai darah demi janji sepetak lapang
diamku adalah renungan,
sepetak asa yang meregang.

1 comment:

kopi said...

amore...amore...amore....

Post a Comment