Monday 8 March 2010

Inclusive

Alas, kita punya sayap dalam renungan yang panjang ini
tapi kau masih mengunyah dedaunan sepi

Jangan buang baumu duhai sunyi
kita memang lahir untuk begini, begitu nyeri dan terbebani
mengapa tersentak saat temukan remuknya senyuman?
airmata juga punya bahan obrolan

Buanglah kata bijakmu, filosofimu, islamhindukristenbudha-mu
apa guna jika senyumpun hatimu tak mampu?

Kelak pengap yang kau sesakan dalam dada tak berbunyi lagi
kala kau mengerti, hidupmu bukan untukmu sendiri