Sunday 6 December 2009

Hilang Dalam Malam

Kau tahu
Hatiku meleleh bersama malam
bersama senja yang melemah


Kau tahu
kala detik menunjukan
betapa cita tua dan renta


Aku tak tahu
bahwa hatiku punya pagi
tapi detik tak tunjukan
dimana tempat cinta dalam hati
ku

Saturday 31 October 2009

Berserah Asa



Bukankah malam harusnya memulangkan burung-burung pada sarang
namun hati masih mengembara antara sela dedaunan dalam petang
Bilakah dusta? Ketenangan yang membisik dalam hasrat tak terucap
diamku adalah langit tanpa purnama; awan-awan yang menggelap.

Sudut ruang yang kuhias remang kegundahan
Engkau tak datang meski umurku penuh rayuan
luapkan ragu yang mengusik rangkakkan do'a
mengudara bagai nyawa tak berharga

Tetapi detak masih setia menjunjung titah
ketika kutanya, jawabmu "itulah hadiah"
membakar kembali kedua langkah yang hampir patah
tak bertulang jiwa ini, tak dia mengenal lelah

Kubelah sungai darah demi janji sepetak lapang
diamku adalah renungan,
sepetak asa yang meregang.

Thursday 29 October 2009

Perjalanan

Ah, jika sebuah pohon mampu berlari
dan bergerak dengan sayap dan kaki!
Takkan ia diberi kampak sebuah nyeri
dan rasa sakit dari gerak gergaji


Apabila mentari tak beranjak
di kala malam berarak
Bilakah setiap pagi
dunia jadi berseri?




Dan apabila air samudera
enggan berangkat ke angkasa
Tiada mungkin tumbuhan terhidupkan
oleh arus dan lembutnya hujan ?


Setetes yang beranjak dari tanah kelahiran
lautan, dan kembali pulang
Ia temukan sebuah kerang
berubah jadi mutiara yang cemerlang


Tidakkah Yusuf tinggalkan Bapaknya
dalam duka air mata dan putus asa?
Tidakkah ia dengan sebuah perjalanan
beroleh harta dan sebuah kerajaan?



Tidakkah Sang Rasul berjalan
ke Madinah yang jauh wahai kawan
Dan di sana ia dirikan kerajaan
serta kuasai negeri ratusan


Engkau kekurangan kaki untuk pergi?
maka berjalanlah kedalam dirimu sendiri
Dan bagai tambang sampah
yang tersinari mentari, cetaklah!
Dirimu keluar! Perjalanan demikian
membawa perubahan
dari debu jadi emas berkilauan

-Inilah Cinta by Maulana Jalaludin Rumi
translated by Me

Nama Yang Menggema


Untuk tersenyum lagi duh mendung yang menggantung
bila hujan itu turun untuk rahasia hidup yang tersarung,
dalam kelembutan perih yang mengalun
daku bernyanyi sunyi bangunkan embun


Naik keatas semua yang ringan
antara kedua alam hati tertahan
ah, masa lalu telah menjemput ajalnya
makam nama-nama tak mungkin berbunga


Untuk berjalan lagi duh cerahnya awan tanpa beban
bila angin itu berkisar demi nama yang menggema
lembutnya wangi bunga, keraguan dan ribu impian
daku berbisik pada relung-relung yang tak bertema


Diantara pergantian siang dan diam malam
ada tanda tanya yang tetap terbungkam
ada kehidupan yang tak perduli alasan
hanya tahu, untuk tetap bertahan.

Jalan Tak Bertepi

Dalam racaunya bayangan beserta cemas tak bernurani
dalam lari dan cahaya purnama meminjam kilau mentari
dalam kata dan seribu makna mengorbit mengitari arti
dalam deretan huruf yang tampak pucat dan mati
dalam dalam kuhembus nafas dan kudetakan hati
malam berserah diri
sunyi putih pasi

Tuju,
masih tak tersentuh
gamangnya tubuh
dan jemari membasuh
keagungan langit yang cemburu
pada kebebasan nafsu
yang ingin kubunuh

Seribu pintu berpenjaga
setan setan yang mengaji
ayat-ayat surga
di mulut para pendusta

Sebuah jalan yang tak bertepi
baru berarti
bila diri ini mati

Relung-Relung Pencarian

Cahaya dalam kelindan khayal merajut nada
nyanyikan surga surga serta serpihan makna
ah, sepasang orang buta mereguk cahaya
namun apa guna? Hanya kata-kata yg meraja
menghujam hati, membumbui dusta

Mangkuk yg masih dahaga akan "isi"
tak berartikah seribu wajah berseri-seri
Jika semua mahluk, hidup untuk mati
apa gunanya mayat ini punya hati?
 
Keindahan berlalu-lalang bersenda-gurau menertawai
jutaan diri tak kenal diri sendiri
diri, diri, diri, dan diri berlari ditertawai
mencari relung-relung para pencari

Jika makna bisa dituai hanya dengan mengucap kata
apa gunanya duaratus-enam tulang bertuan-jiwa
oh relung, relung relung bernuansa cahaya para cahaya
antar sang buta pada Makna para makna-makna cahaya.

Sehingga tak ada lagi sang buta dan tak ada lagi cahaya
Yang tersisa hanya Sang Makna