Sunday 31 July 2011

Rumah Kaca Tanpa Nama

Semut-semut merayapi kulit sunyi di bawah awan pekat dibelai angin yang berat
Daun-daun kering di jalanan kusam menuju sebuah pintu
Denting asa,

kelepak harap yang tadi pagi bertengger di jendela alit rumah kaca,
denting rasa, 
denting dusta, 
kelepak sayap yang tadi sore seputih cerah matanya.

Tinggal tersisa detik-detik yang berdecit malas mendorong nafas ragu-ragu, 

detak abu-abu, 
rebah satu-satu,
lelap buru-buru.

Malam jadi sekutu rindu yang tak tahu malu, mengurai jarak jadi guna-guna,

namun sia-sia menangkap makna, masih juga berlari tak tahu diri,
berharap dapat gantikan matahari pagi yang membasuh putih cerah matanya.

Kegelisahan tak beraturan menemukan rumahnya dalam kata-kata, rumah kaca tanpa nama, sebuah impromptu dalam bentuk kalimat yang beku.

Beku oleh rindu tak menentu.


31 juli 011

No comments:

Post a Comment