Harus berapa luka lagi terbuka sampai hatimu mau menyala
Dadaku lentera, dirundung dingin diremuk asa tak bernama
Suaramu makin sayup tak bermuara, harapku makin kuncup tak berwarna
Namun rasa ini terlalu ada untuk kubuang di selaksa masa
Namun rasa ini terlalu jiwa untuk ku raba
Namun rasa ini terlalu Aku untuk ku lupa
Aku tak mungkin mati berdiam diri,
karena kaulah yang mengandung segala makna yang kunanti
Aku tak mungkin hanyut dalam sunyi
karena kaulah musim semi, aku salju yang menari
Di sela-sela kebohongan, di altar-altar kata
kuraih manis ingatan, kupendam pahit di sudut mata
Masih juga kupahat lembut momentum saat kita bertatap muka
di segala penjuru waktu yang kutemu, di setiap keping harapan yang beku
Namun aku terlalu engkau untuk melanjutkan hasratku
Namun aku terlalu parau untuk terus menyusun rindu
Namun aku terlalu bangun untuk terlelap, dan berhenti menyusuri jejakmu.
Bandung 05 August 011.
Friday, 5 August 2011
©2009 Cermin Dalam Puisi by David Prayitno | Dilarang mengutip tanpa seizin admin.
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Designed by grrliz
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Designed by grrliz
2 comments:
ckckckckc...hebat banget puisinya.saya ga tau harus koment apa.sepertinya saya ga nyampe ilmunya
waduh mas ini terlalu memuji, tapi lagi beku inspirasi nih mas, saya cari inspirasi di blog mas ya hehe
trims sudah berkunjung ke blog saya :-)
Post a Comment