Friday 5 August 2011

Menyusuri Jejakmu

Harus berapa luka lagi terbuka sampai hatimu mau menyala


Dadaku lentera, dirundung dingin diremuk asa tak bernama


Suaramu makin sayup tak bermuara, harapku makin kuncup tak berwarna


Namun rasa ini terlalu ada untuk kubuang di selaksa masa


Namun rasa ini terlalu jiwa untuk ku raba


Namun rasa ini terlalu Aku untuk ku lupa


Aku tak mungkin mati berdiam diri,
karena kaulah yang mengandung segala makna yang kunanti


Aku tak mungkin hanyut dalam sunyi
karena kaulah musim semi, aku salju yang menari


Di sela-sela kebohongan, di altar-altar kata
kuraih manis ingatan, kupendam pahit di sudut mata


Masih juga kupahat lembut momentum saat kita bertatap muka
di segala penjuru waktu yang kutemu, di setiap keping harapan yang beku


Namun aku terlalu engkau untuk melanjutkan hasratku


Namun aku terlalu parau untuk terus menyusun rindu


Namun aku terlalu bangun untuk terlelap, dan berhenti menyusuri jejakmu.



Bandung 05 August 011.

2 comments:

Kumpulan Puisi Terlengkap said...

ckckckckc...hebat banget puisinya.saya ga tau harus koment apa.sepertinya saya ga nyampe ilmunya

David Prayitno said...

waduh mas ini terlalu memuji, tapi lagi beku inspirasi nih mas, saya cari inspirasi di blog mas ya hehe
trims sudah berkunjung ke blog saya :-)

Post a Comment