Monday 10 December 2012

Aku

Aku adalah nafas,
jika engkau mencari Aku
carilah Aku di akar nafas
carilah Aku di puncak nafas

Aku adalah rindu,
jika engkau mencari Aku
carilah Aku di palung rasamu
carilah Aku di ujung fikirmu

Aku adalah mesra yg tak tersentuh
Aku adalah luka yg tak berkata

Aku adalah nyanyi di dalam sunyi
Aku adalah hening dikala bising

Aku adalah Engkau yg selalu mengawasi engkau
dalam rapuh nafasmu, dalam berat rindumu
Akulah yg memeluk mesra saat engkau terluka,
dalam rasa, tanpa kata.

Saturday 17 November 2012

Larut ke Dalam Mentari

aku mati sebagai uap
dan lahir sebagai awan
aku mati sebagai awan
dan lahir sebagai hujan
aku mati sebagai hujan
lalu menjelma bunga-bunga

warna-warnaku, adalah warta kerinduan yg terpendam terhadap muasalku

aku gugur sebagai bunga
maka, keindahanku secara rahasia larut kedalam mentari

Lilin

Aku tenggelam dalam kesibukan
dan kau sembunyi dalam keraguan
aku menunggu yg tersisa padam sepenuhnya
kau menanti yg tak pasti wujud seutuhnya

aku adalah asap yg merangkak pergi
kau api yg mengurung diri

Friday 2 November 2012

Bahasa Rasa dan Bahasa Tanda

Bagai jaring laba-laba kau menangkap anganku diam-diam
Dalam kelengangan waktu aku titipkan sedaging harapku di ujung nafasmu

engkau dan aku akan mengurai hidup dan mati kita

kau hanya butuh satu sentuhan
dan aku hanya butuh satu reaksi
cinta tak minta saksi
dan aku tak pernah sanksi
luka akan menguliti rinduku dan
membiarkannya beku di satu fragmen hidupmu

tapi kita sama-sama tahu meski sama-sama tak setuju
aku dan kamu bertemu hanya sekedar untuk saling menitip pilu
entah karena rindu, entah karena mati,
bukan sebuah hal yg tabu, karena pilu bagai hujan yg tak diinginkan muda-mudi yg sedang menikmati hari,
tapi diam-diam hujan menumbuhkan bunga dan warna-warni yg pelan tapi pasti menuntun mereka memahami hidup dan mati,

bahasa rasa dan bahasa tanda jadi perantara kita, engkau dan aku jadi satu dalam luka dan sunyi ini

jadi mari lanjutkan, engkau dengan hasrat diam-diam,
dan aku dengan nyali remuk-redam.

Tuesday 23 October 2012

Rahasia Awan

Awan,
apakah sejatinya kau memang hujan yg
tertahan?
Ataukah kau samudera yg menjemput langit yg
kau rindukan?
satu hal yg pasti, kau dan aku punya
kesamaan:
Kita konstan naik-turuni kehidupan
tersembunyi dalam milyaran perwujudan.

Nama-nama tak lagi punya makna
karena kata tak sepadan dengan rasa
biarkan bunga-bunga yg bicara
biarkan embun yg menyeru
diam-diam menyelipkan tanda seru
dibalik tanda tanya, ada apa dibalik putaran
lautan,
awan,
hujan,
dan keakuan
ku

Wednesday 25 April 2012

Dari Tiada Menjadi Ada

Semua selalu dimulai dari kesederhanaan

Sebuah momen tak bernama yg berkuasa membekukan waktu

Membunyikan rindu diam-diam di antara kesibukan hati mengeja masa


Sesederhana itu apa yg

kurasa

Sesederhana birunya angkasa

Yg bahagia memeluk awan yg

merdeka

Sesederhana nafas kita

Dari tiada menjadi ada.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sunday 12 February 2012

Gerimis di Sudut Mata

Lalu aku menjelma gerimis di

kala senja

Menitipkan rindu di selasela

kaca

Membagikan resah di

sudutsudut mata

tanpa kata


Published with Blogger-droid v2.0.4

Keramahan Hari Kemarin

Keramahan yg tak bertuan

hilang terbang menggenggam

waktu

Mungkin ke arah senja,

mungkin ke arah malam yg tak

bernama

Dua pasang mata hanya

mampu menerka

Karena ada suatu titik yg tak

mampu dijelajahi 'rasa'

Karena hari kemarin telah larut

dalam kecewa yg pekat

menjerat

Jatuh tak lagi bergeming, layu

dan kering.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Friday 5 August 2011

Menyusuri Jejakmu

Harus berapa luka lagi terbuka sampai hatimu mau menyala


Dadaku lentera, dirundung dingin diremuk asa tak bernama


Suaramu makin sayup tak bermuara, harapku makin kuncup tak berwarna


Namun rasa ini terlalu ada untuk kubuang di selaksa masa


Namun rasa ini terlalu jiwa untuk ku raba


Namun rasa ini terlalu Aku untuk ku lupa


Aku tak mungkin mati berdiam diri,
karena kaulah yang mengandung segala makna yang kunanti


Aku tak mungkin hanyut dalam sunyi
karena kaulah musim semi, aku salju yang menari


Di sela-sela kebohongan, di altar-altar kata
kuraih manis ingatan, kupendam pahit di sudut mata


Masih juga kupahat lembut momentum saat kita bertatap muka
di segala penjuru waktu yang kutemu, di setiap keping harapan yang beku


Namun aku terlalu engkau untuk melanjutkan hasratku


Namun aku terlalu parau untuk terus menyusun rindu


Namun aku terlalu bangun untuk terlelap, dan berhenti menyusuri jejakmu.



Bandung 05 August 011.

Thursday 4 August 2011

Alangkah Biru

Alangkah duka tegas bertanya-tanya
di kala malam tak pulang bawa cita
Alangkah pagi masih nyata
di kala hati enggan terluka

Alangkah engkau
Bagai murai di dahan kering
Aku angin, t'lah lama tak disapa canda
adakah ruang di rindumu untuk sekedar kita bertukar kata
aku terbata-bata
menahan rasa
tak terkata

Alangkah kaku waktu
memaku harap yang kian kelu
tak mampu, melukis citra dirimu

Alangkah biru
sendu
pilu.

4 August. 011